Senin, 10 Desember 2012

Lucid Dream






Fenomena lucid dream ini sebenarnya telah banyak disebutkan di masa masa lampau, hanya saja baru beberapa dekade ke belakang ini, komunitas sains mulai mengakui keberadaan fenomena satu ini.

Dimulai dari para suku indian (para dukun shaman) mereka menerapkan suatu bentuk meditasi yang mampu untuk mempertahankan kesadaran meskipun tubuh sudah beristirahat.
Kemudian abad ke 5, sebuah surat dari St. Augustine menyebutkan bahwa dia sadar dalam mimpinya. Kemudian abad ke 8 lucid dream kembali terekam oleh para biksu tibet, pada buku berjudul 'Tibetan Book of the Dead ', dalam buku tersebut, para biksu tibet menerapkan suatu bentuk meditasi yoga yang mampu mengajarkan untuk menjaga kesadaran dalam mimpi. Awal abad 19 seorang ilmuwan bernama Marquis d'Hervey de Saint-Denys menerbitkan sebuah buku berjudul ' Dreams and How to Guide Them ', dimana buku ini berisi mengenai dokumentasi dari kegiatannya meneliti mimpi selama 20 tahun, dan dibuku ini dijelaskan selangkah demi selangkah perkembangan kemampuannya dalam mengontrol mimpi, dimulai dari dream recall, hingga control mimpi.

Kemudian psikolog dan ilmuwan mimpi dari belanda bernama Frederick Van Eeden, merupakan orang pertama yang menggunakan istilah 'Lucid Dream' dan pada tahun 1913, dia menerbitkan jurnal pada komunitas ilmuwan psikolog mengenai lucid dream dimana pada jurnal ini, dia merekam 352 lucid dream yang dialaminya dari tahun 1898 dan 1912. Judul jurnal ini adalah 'A Study of Dreams '. Dan beberapa tahun belakangan ini terdengar sebuah nama ' Dr.Stepehen laberge ' dosen stanford yang tertarik dengan dunia lucid dream. Berkat hasil penelitiannya dengan dr. Lynn Nagel, komunitas ilmuwan mulai mengakui lucid dream secara sains.

Dari pengantar diatas, sudah jelas bahwa fenomena lucid dream memiliki sejarah yang sangat panjang, dan dari generasi ke generasi selalu terjadi, karena memang lucid dream merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam hidup kita entah kita tahu ataupun tidak. 

"Pengertian umum dari lucid dream adalah, sebuah mimpi dimana dalam mimpi tersebut, pikiran kita sadar dan mampu menyadari bahwa saat itu merupakan sebuah mimpi"

Ya pada umumnya pengetian lucid dream sesederhana itu, kita sadar dalam sebuah mimpi. Konsekuensi dari pikiran yang sadar dalam mimpi itulah yang membedakan antara mimpi biasa dan lucid dream, lucid dream jelas membawa konsekuensi tersendiri bagi jalannya sebuah mimpi yang sedang terjadi. Konsekuensi yang terjadi adalah, pikiran kita menyadari bahwa lingkungan yang sedang dialami saat itu adalah sebuah mimpi, sehingga logika kita sebagai manusia yang sudah sering kita gunakan dalam kehidupan sehari hari mulai terangsang dan mulai menunjukan fungsinya dengan benar. Contohnya begini, kalau dalam mimpi biasa pikiran kita tidak melakukan filter informasi, sehingga kita kita melihat katakanlah gajah berwarna ungu dalam mimpi maka dalam mimpi itu, keganjilan seperti ini dianggap sebagai fakta oleh pikiran sehingga mimpi kita tetap berlanjut selayaknya sebuah drama yang berlangsung tanpa memperdulikan logika, kasarannya seperti ini mimpi terbentuk : Adi pergi ke pasar, kemudian di pasar Adi bertemu gajah berwarna ungu dipasar dan kemudian Adi melihat ada permen berwarna ungu, lalu Adi kemudian memakan permen itu, kemudian Adi mencari tong sampah, lalu Adi terpleset masuk tong sampah dan muncul tiba di sebuah mall, di dalam mall Adi bertemu teman, dan bla bla bla, ..... mimpi layaknya sebuah blok puzzle yang disusun oleh otak kita dan biasanya tidak beraturan, meskipun masih dalam satu tema.

Nah, dalam kasus lucid dream berbeda, ketika pikiran kita 'terbangun' dalam mimpi, maka konsekuensinya pikiran kita akan bertanya tanya, sebenarnya apa yang terjadi, mengapa ada gajah berwarna ungu, itu tidak logis, di dunia nyata tidak ada gajah berwarana ungu, nah, pikiran kita mulai menjalankan fungsinya, memilah informasi. Dan otak kita mulai bisa menetukan tindakan apa yang bisa diambil dan diputuskan dalam mimpi, mengapa ini bisa terjadi? Karena memang pada dasarnya manusia itu melakukan semua tindakan dan keputusannya itu berdasarkan kesadaran yang dimiliki oleh pikirannya, tanpa adanya kesadaran pikiran, maka sulit bagi manusia untuk bisa menentukan tindakannya. Hal ini ternyata berlaku juga untuk mimpi, dimana jika pikiran kita terbangun dan berfungsi dengan normal di mimpi maka sesuai hukumnya, kita bisa menentukan apa tindakan yang akan kita lakukan dalam mimpi. Itulah menariknya lucid dream.

Seperti yang kita tahu, dalam alam mimpi, pikiran kita merupakan indera kita, sehingga kekuatan pikiran kita mencapai puncaknya dalam alam mimpi, sehingga apapaun yang kita inginkan, jika kita mampu mengarahkan kekuatan pikiran kita pada tujuan kita dalam mimpi, maka akan terwujud goal itu, tetapi sisi jeleknya juga ada, semakin kita ragu dalam mimpi maka keraguan itu akan makin kuat, semakin kita takut gagal, maka dalam mimpi goal tersebut kemungkinan besar juga akan gagal. Kekuatan pikiran dan emosi memainkan peranan penting dalam alam mimpi. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar